Kamis, 08 September 2016



I. PENDAHULUAN
  • Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
  • Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, konveyor, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll selain di industri dan motor juga digunakan pada peralatan listrik rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik,kipas angin).
  • Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri, sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan / menyerap sekitar 70% beban listrik total di industri.

Motor listrik
I-1 Konstruksi.
  • Pada dasarnya konstruksi motor induksi terdiri dari tiga bagian, yaitu stator, rotor dan tutup samping (end plate)
  • I-1.1 Stator.
  • Stator adalah bagian yang tidak bergerak atau bagian yang statis. Stator terdiri dari dua bagian yaitu:
    • Rumah Motor atau Yoke dan
    • Kumparan Jangkar.

Motor listrik
I-1.1.1 Rumah Motor atau Yoke.
Rumah motor (yoke) terbuat dari besi baja lunak yang berlapis-lapis dengan ketebalan 2-3 milimeter agar men­ngurangi terjadinya arus pusar (eddy current).
Fungsi inti besi (iron core) untuk jalan arus magnet, dibuat dari bahan yang mempunyai hambatan magnet (reluntance) yang rendah. Di sekeliling bagian dalamnya dibuat alur-alur (slot), tempat meletakan ketiga kumparan jangkar (kumparan armature)
Contoh penampang melintang rumah motor

Motor listrik
I-1.1.2 Kumparan Jangkar (armature winding).
Kumparan armature adalah kumparan yang digunakan untuk mengubah arus listrik menjadi medan magnet putar (rotating magnetic field).

Motor listrik
I-1.2 Rotor
Rotor adalah bagian motor yang bergerak, berguna untuk merubah daya listrik induksi menjadi daya mekanik (berupa putaran).
I-1.2.1 Rotor Sangkar (Squirel Cage).
(a) Rotor Sangkar (b) Rotor sangkar susunan konduktor serong.

Motor listrik
I-1.2.2. Rotor Belit.
Rotor belit digunakan pada motor yang memerlukan pengontrolan kecepataan putaran untuk mendapatkan torsi starting yang tinggi

Motor listrik
I-1.2.2. Rotor Belit.
Tahanan sebagai Pengontrol putaran

Motor listrik
1.3 Tutup samping (End Plate).

Motor listrik
II. Cara Kerja.
  • Dengan adanya medan magnet yang berputar mengelilingi rotor, maka pada kumparan rotor akan teriadi tegangan induksi (ggl).
  • Karena susunan kumparan rotor merupakan rangkaian ter­tutup, maka akan mengalir arus rotor (Ir). Dengan adanya arus rotor ini maka pada rotor akan timbul me­dan magnet listrik.
  • Ke dua medan magnet di stator dan di rotor akan saling bereaksi, menimbulkan gaya gerak (F).
  • Bila kopel mula beban mekanik yang dipikul oleh rotor lebih kecil dari gaya reaksi magnet (F) yang terjadi, maka rotor akan bergerak mengikuti arah putaran medan magnet dari stator.
  • Proses terjadinya medan magnet putar dapat dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan contoh sket motor induksi gambar 1.8
f = frekuensi sumber listrik
P = jumlah kutup magnet
Ns = putaran sinkron.

Motor listrik
Contoh peletakan kumparan jangkar pada motor induksi tiga pasa

Motor listrik
Susunan kumparan Stator dan Sumber 3 Phasa

Motor listrik
Putaran medan magnet
Putaran medan magnet awal
Putaran medan magnet sampai dengan 600

Motor listrik
Putaran medan magnet
Putaran medan magnet sampai dengan 1200

Motor listrik
Putaran medan magnet selama satu putaran

Motor listrik
Fluksi total saat phasa A maksimum

Motor listrik
Contoh Soal 1.
Carilah berapa besarnya putaran medan magnet yang mengelilingi rotor dari suatu motor induksi yang mempunyai jumlah kutup magnet 8, sedangkan frekuensi arus masuknya sebesar (a) 60 cps, (b). 50 cps dan (c). 25 cps
Contoh Soal 2.
Hitunglah besarnya putaran sinkron mator induksi tiga buah memiliki frekuensi 60 cps dan jumlah kutup (a) 4 buah, (b) 6 buah dan (c) 10 buah.

Motor listrik
II-1Cara penyambungan kumparan armature.
Contoh sambungan bintang

Motor listrik
Cara penyambungan kumparan armature.
Contoh sambungan segi-tiga (delta)

Motor listrik
II-2Slip dan Putaran Rotor.
Nr = Ns ( 1-S )

Motor listrik
Contoh soal 3,
Putaran rotor motor induksi 50 cps dengan jumlah kutup sebesar 6, sebesar 960 rpm, Hitunglah besarnya slip dalam prosen
Contoh soal 4.
Hitunglah putaran rotor dari suatui motor induksi yang memiliki jumlah kutup 14, frekuensi 60 cps dan slip ( s ) sebesar 0,05 ?

Motor listrik
II-3Tegangan Dan Frekuensi Pada Rotor.
ER = S x EBR
FR = S x F
Dimana :
ER = Tegangan induksi pada rotor berputar dengan slip sebesar S
EBR= Tegangan induksi pada rotor saat diam
FR= Frekuensi arus rotor pada saat slip sebesar S

Motor listrik
  • Contoh soal 5.
  • Suatu motor induksi tiga phasa 60 cps, dengan jumlah kutub 6 buah, 220 V. Kumparan stator dihubungkan secara delta dan kumparan rotor secara bintang. Bila jumlah belitan kumparan rotor setengah jumlah kumparan stator, putaran rotor sebesar 1.110 rpm, hitunglah :
  • Besarnya slip (S).
  • Tegangan induksi saat rotor masih diam (block rotor voltage = EBR)
  • Tegangan induksi pada rotor (ER) per phasa
  • Tegangan rotor diantara terminal-terminalnya
  • Frekuensi arus rotor

Motor listrik
II-4Tegangan dan Daya Pada Rotor.
ER = S x EBR
  • Bila tegangan ini dibagi dengan tahanan impedansi per phasa (ZR) akan diperoleh arus rotor (IR). Tahanan ZR pada dasarnya ter­diri dari dua komponen yaitu:
  • Tahanan rotor RRdan
  • Reaktansi bocor sXBR,
  • Dimana XBR adalah tahanan reaktansi saat rotor masih diam(belum berputar). Besarnya reaktansi rotor sebanding dengan besarnya slip, Jadi besarnya arus rotor dapat dirumuskan :
Contoh Soal 6.
Dengan menggunakan data contoh soal nomer 5, hitunglah besarnya arus rotor IR bila diketahui tahanan rotor RR = 0,1 Ohm, dan tahanan reaktansi XBR = 0,5 Ohm.

Motor listrik
RPI (rotor power input) = RCL (rotor copper loss) + RPD (rotor power developed).
Rugi daya pada kumparanàRCL = IR2 RR

Motor listrik
  • Contoh Soal 7.
  • Dengan menggunakan contoh soal 5 dan 6 , hitunglah:
  • Daya masuk pada rotor (RPI)
  • Rugi daya pada kumparan (RCL)
  • Rugi daya yang dirubah menjadi daya mekanik (RPD)
  • Daya rotor dalam HP
Perlu diperhatikan bahwa daya yang dihasilkan oleh rotor (RPI) sedikit lebih besar dari daya yang diubah menjadi tenaga mekanik (RPD), karena RPI mencakup daya yang hilang akibat gesekan baik oleh angin atau pada bearing. Dengan demikian maka rumus RPD dapat ditulis kembali dalam bentuk :
RPD =
x (1 - S) = RPI (1 - S)
RPD =

Motor listrik
II-4Torsi Pada Rotor.
Slip pada torsi maksimum =
Contoh Soal 8.
Torsi maksimum yang dapat dihasilkan oleh motor dalam contoh soal 6, Berapa kecepatan pu­taran saat torsi tersebut terjadi ?

Motor listrik
Torsi Mula
Torsi mula adalah torsi yang terjadi saat motor mulai berputar (kata lain rotor masih diam). Untuk jenis tertentu torsi awal lebih besar dari torsi nominal. Torsi awal terjadi bila slip sama dengan satu (unity) artinya rotor masih belum berputar.
Dengan demikian maka arus awal (IST) dapat dirumuskan:
Harga arus ini dapat dimasukkan ke rumus torsi lalu sebagai rumus torsi awal (Tst).
Contoh soal 9
Hitunglah torsi awal'dari motor induksi pada contoh soal 6 yang lalu

Motor listrik
IIIEfesiensi dan Testing Motor
  • Tiga macam kerugian paaa motor induksi adalah :
  • Rugi daya pada kumparan rotor dan stator (Cu-loss).
  • Iron loss (hysterisis & eddy current) pada stator.
  • Gesekan pada bearing ataupun gesekan dengan udara.
  • Efisiensi dan kerakteristik operasi suatu motor induksi dapat ditetapkan melalui tiga macam motor tes yaitu:
  • Tes beban kosong,
  • Tes beban penuh dan,
  • Tes tahanan kumparan stator.

Motor listrik
III-1 Tes Beban Kosong.

Motor listrik
III-2 Tes Beban Penuh
Rangkaian pengetesan sama dengan tes beban nol, gambar 1.13 hanya berbeda dalam batas ukur alat ukurnya, mempunyai batas pengukuran yang lebih tinggi, karena mo­tor akan diberi beban. Selain itu juga diperlukan tahanan muka untuk mengatur besarnya arus masuk yang mendekati arus pada name motor tersebut. Dalam hal inidaya merupakan penjumlahan dari kedua wattmeter, karena faktor daya melebihi 0,5.

Motor listrik
II-3 Tes Tahanan Kumparan Jangkar.
Pengukuran :
I RA + RB = X1
II RA + Rc = X2
III RB + Rc = X3
Tiga kali pengukuran = X1 + X2 + X3
Jadi harga rata-rata =
) : 2
Untuk satu kumparan = (

Motor listrik
  • Contoh Soal 10
  • Suatu motor induksi tiga phasa dengan daya 5 HP, 60 cps, 115 volt, memiliki kutup sebanyak 8, dari hasil pengetesan diperoleh data-data sebagaiberikiut:
  • Tes beban nol : VNL = 115 V; P1 = 725 W; P2 = 425 W; INL = 10 A
  • Tes berbeban : VL = 115 V; P1 = 3.140 W; P2 = 1.570 W; INL = 27,3 A; RPMrotor = 810
  • Tes tahanan kumparan diantara terminal: = 0,128 Ohm
  • Hitunglah
  • Daya keluar dalam HP
  • Torsi yang terjadi
  • Efisiensi dalam prosen
  • Power faktor untuk beban dalam pengetesan

Motor listrik
III-4 Tes Rotor Diam
Harga tahanan dan reaktansi rotor baik untuk rotor belit atau rotor sangkar dapat diperoleh dari tes rotor diamatau block rotor test. Dalam pengetesan rotor diam harus hati-hati karena motor akan cepat sekali menjadi panas biarpun arusnya tidak begitu besar.
RR = Re - Rstator

Motor listrik
  • Contoh Soal 11
  • Motor induksi pada contoh 10 yang lalu diadakan tes rotor tertahan (block rotor test), diperoleh data-data sebagai berikut :
  • VBR= 26 V; IBR= 32 A; Pl =1.430 W; P2=860 W.
  • Hitunglah :
  • Tahanan ekivalen motor (Re) ?
  • Tahanan reaktansi ekivalen (Xe) ?
  • Tahanan dan reaktansi dari rotor?
  • Kecepatan putaran saat terjadi torsi maksimum ?
Pada block rotpr test, besarnya arus stator akan sam a dengan (Vrate/VBR) x IBR, dan daya masuk saat rotor blokadalah (Vrate/VBR)2. x PBR. Keadaan demikianmemungkinkan untuk menghitung torsi awal.
Contoh Soal 12
Hitunglah torsi awal dari motor induksi soal 10 dan 11.

Motor listrik
IV- Alat Bantu Jalan (Starting System)
  • Contoh Soal 13.
  • Data berikut diperoleh dari suatu motor induksi 50HP, 440 V, 1.160 rpm. Torsi beban penuh, tegangan 440 V dan arus 63 A sebesar 227 lb-ft. Torsi awal putar pada tegangan 440 V, arus 362 A sebesar 306 Ib-ft.
  • Hitunglah besarnya
  • Torsi dan arusnya saat tegangan masuk 254 volt
  • Berapa prosen dari harga rata-rata pertanyaan item a.

Motor listrik
Alat Bantu Jalan (Starting System)
  • Cara menjalankan motor induksi secara garis besar dibeda kan menjadi tiga yaitu:
  • Tanpa alat bantu jalan (full-voltage starting),
  • Pengurangan tegangan (reduce voltage) dan
  • Sebagian kumparan (Part-winding starting).

Motor listrik
IV-1 Starting Langsung (direct starting).

Motor listrik
IV-2 Starting Dengan Pengurangan Tegangan.
menggunakan komparator
dengan tahanan muka

Motor listrik
Starting Dengan Pengurangan Tegangan.
bintang/delta

Motor listrik
IV-3Starting Wound rotor (Rotor Belit).

Motor listrik
V Kerakteristik Operasi.
V-1. Untuk Squirrel-Cage Motor.
Kerakteristik operasi motor induksi tiga phasa rotor sangkar, ditentukan oleh tahanan rotor, celah udara antara stator dan rotor, bentuk alur (slot) dan gigi-gigi (teeth) dari stator dan rotor. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi arus awal, torsi awal, torsi maksimum, prosentase regulasi dan efisiensi.
  • Dengan menaikkan tahanan rotor akan diperoleh:
  • Torsi awal akan naik sampai mencapi torsi maksimum.
  • Arus awal akan turun.
  • Efisiensi beban akan turun.
  • Prosen regulasi naik.

Motor listrik
  • Pabriktelahmembuatberbagaitipekonstruksi motor untukberbagaikeperluan, diantaranya :
  • Kelas A, adalah motor yang digunakansecaraumum (general purpose motor) mempunyaiarusawal yang rendah, memilikitorsi awalsebesar 1,25% - 1,75%torsi rata-rata, arusawal 5 - 7 kali arus nominal. Motor-motor jenisbanyakdigunakanpadamesin tools, blower, pumpadansejenisnya.
  • Klas B jugadibuatsebagai general purpose yang dapatlangsungtersambungkejala-jala, tanpaalat bantu starting. Motor inimempunyaitahananreaktansilebihtinggi, sehinggaarusawalnyahanya 4,5 – 5 kali arus nominal. Faktordayalebihkecildarimatorklas A.
  • Klas C, motor yang dibuatdengan double cage,dapatdi start langsungdenganteganganpenuh. Arusawal 4,5 - 5 kali arus nominal dan torsi awalnyalebihdaridua kali torsi output. Motor inibanyakdigunakanuntuktekan, pompa refrigerator, crusher, conveyor, boring mills, mesin-mesintekstil, dansejenisnya.
  • Klas D, mempunyaitahananreaktansi yang cukuptinggi, digunakanpadameralatan yang memerlukan torsi awal (starting torque) yang berat/tinggi. Efisiensilebihrendahdariketigaklas motor diatas. Motor inidapatdisambunglangsungkejala-jaladenganarusawal 4-5 kali arus nominal. Torsi awal 2-3 kali torsi bebanpenuh. Karenaefisiensinya yang rendahpemakaian motor inisifatnyakhususmisalnyauntukmesin bulldozer, mesinpotong,hoist, punch press, dansejenisnya.

Motor listrik
V-2 Untuk Motor Dengan Rotor Belit(Wound Rotor).
Motor induksi dengan rotor belit digunakan bila diinginkan torsi awal starting beban secara halus atau diperlukan yang tinggi, dengan arus awal yang rendah.
Perbedaan dengan rotor gulung adalah perbedaan cara memperoleh tegangan induksi. Pada rotor sangkar tahanan rotor tetap, sehingga diperoleh kerakteristik full load operating speed, torque maksimum dan accelarasi putaran juga tetap.Pada rotor belit, kumparan rotor terdiri daritiga kumparan seperti halnya pada kumparan stator, ujung- ujung dihubungkan ke slip-ring, dimanapada slip ini dipasangkan tahanan kontroler (lihat gambar 1.23) . Dengan merubah nilai tahanan rotor akan diperoleh atau kata perubahan torsi awal dan perubahan putaran,atau kata lain putaran dan torsi dapat diatur secara halus (perubahan putaran dapat mencapai 50%- 75%).
Makin tinggi tahanan rotor makin rendah putarannya. Motor induksi dengan rotor belit banyak digunakan padaelevator, crane, Kompresor, hoist, large ventillating fan, dan sejenisnya.

Motor listrik
V-3Pengaturan Putaran.
a. Wound RotorMethod.
Cara iniadalah cara yang biasa. Fakta yang terjadi bahwa prosentase efisiensi dari motor dengan rotor belit lebih kecil dari (1 - S)x 100. Jadi misalkan suatu tahanan dimasukan pada rangkaian rotor, sehinga slipnya 0,4, maka efisiensinya akan kurang dari 60%Atau kata lain penambahan tahanan ke rangkaian rotor untuk mengurangi kecepa­tan selalu berakibat kehilangan daya pada tahanan luar.

Motor listrik
b. Dengan Susunan KutupBerlanjutan (Conseqent-Pole).
Contoh sket susunan perubahan jumlah kutub

Motor listrik
Wiring diagram hubungan pemasangan
sakelar untuk merubah putaran rotor.

Motor listrik
V-3 Dengan Merubah Frekuensi Sumber Listrik.
Cara ini digunakan bila tiap alternator mencatu satu atau lebih motor yang digunakan secara khusus. Putaran motor dapat di kontrol dengan merubah frekuensi alternatornya. Mengingat sifatnya yang khusus ini maka pemakaiannya sangat terbatas, misalnya pada kelistrikan kereta api, atau pada kapal-kapal laut.
Pada dekade sekarang, pengaturan putaran motor induksi sudah banyak dipakai di industri-industri, prinsip dari operasi ini adalah dengan merubah tegangan sumber dan frekuensinya.










Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum digunakan dalam banyak aplikasi ialah motor induksi. Motor induksi merupakan salah satu mesin asinkronous (asynchronous motor) karena mesin ini beroperasi pada kecepatan dibawah kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada mesin. Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya kutub pada mesin. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena medan magnet yang dibangkitkan stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan oleh rotor mengalami lagging dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan magnet. Berdasarkan suplai input yang digunakan, motor induksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu motor: induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa. Dalam artikel ini hanya akan dijelaskan mengenai motor induksi 1 fasa, namun untuk prinsip kerjanya sendiri kedua jenis motor induksi tersebut memiliki prinsip kerja yang sama. Yang membedakan dari kedua motor induksi ini ialah motor induksi 1 fasa tidak dapat berputar tanpa bantuan gaya dari luar sedangkan motor induksi 3 fasa dapat berputar sendiri tanpa bantuan gaya dari luar.
Konstruksi Motor Induksi Satu Fasa
Gambar-bagian utama motor induksi satu fasa (www.learnengineering.org)
Gambar-bagian utama motor induksi satu fasa (www.learnengineering.org)
Terdapat 2 bagian penting pada motor induksi 1 fasa, yaitu: rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dari motor dan stator merupakan bagian yang diam dari motor. Rotor umumnya berbentuk slinder dan bergerigi sedangkan stator berbentuk silinder yang melingkari seluruh badan rotor. Stator harus dilengkapi dengan kutub-kutub magnet dimana kutub utara dan selatan pada stator harus sama dan dipasang melingkari rotor sebagai suplai medan magnet dan kumparan stator untuk menginduksi kutub sehingga menciptakan medan magnet. Stator umumnya dilengkapi dengan stator winding yang bertujuan membantu putaran rotor, dimana stator winding dilengkapi dengan konduktor berupa kumparan. Selain itu, stator juga dilapisi dengan lamina berbahan dasar silikon dan besi yang bertujuan untuk mengurangi tegangan yang terinduksi pada sumbu stator dan mengurangi dampak kerugian akibat munculnya arus eddy (eddy current) pada stator. Rotor umumnya dibuat dari alumunium dan dibuat bergerigi untuk menciptakan celah yang akan diisi konduktor berupa kumparan. Selain itu, rotor juga dilapisi dengan lamina untuk menambah kinerja dari rotor yang digunakan. Masing-masing komponen dipasang pada besi yang ditunjukkan seperti pada gambar berikut:
Gambar 2 Konstruksi Motor Induksi 1 Fasa
Gambar 2 Konstruksi Motor Induksi 1 Fasa
Prinsip kerja Motor Induksi 1 Fasa
Misalkan kita memiliki sebuah motor induksi 1 fasa dimana motor ini disuplai oleh sebuah sumber AC 1 fasa. Ketika sumber AC diberikan pada stator winding dari motor, maka arus dapat mengalir pada stator winding. Fluks yang dihasilkan oleh sumber AC pada stator winding tersebut disebut sebagai fluks utama. Karena munculnya fluks utama ini maka fluks medan magnet dapat dihasilkan oleh stator.
Gambar 3-Dampak adanya arus pada stator
Gambar 3-Dampak adanya arus pada stator
Misalkan lagi rotor dari motor tersebut sudah diputar sedikit. Karena rotor berputar maka dapat dikatakan bahwa konduktor pada rotor akan bergerak melewati stator winding. Karena konduktor pada rotor bergerak relatif terhadap fluks pada stator winding, akibatnya muncul tegangan ggl (gaya gerak listrik) pada konduktor rotor sesuai dengan hukum faraday. Anggap lagi motor terhubung dengan beban yang akan dioperasikan. Karena motor terhubung dengan beban maka arus dapat mengalir pada kumparan rotor akibat adanya tegangan ggl pada rotor dan terhubungnya rotor dengan beban. Arus yang mengalir pada rotor ini disebut arus rotor. Arus rotor ini juga menghasilkan fluks yang dinamakan fluks rotor. Interaksi antara kedua fluks inilah yang menyebabkan rotor didalam motor dapat berputar sendiri. Perlu diingat bahwa pada kondisi awal diasumsikan rotor sudah diberi gaya luar untuk menggerakkan konduktor pada rotor, karena jika tidak maka rotor akan diam terhadap fluks pada kumparan stator sehingga tidak terjadi tegangan ggl pada kumparan rotor, sesuai dengan hukum faraday.
Gambar 4-Putaran pada rotor akibat fluks. Dimisalkan Rotor sudah berputar sedikit
Gambar 4-Putaran pada rotor akibat fluks. Dimisalkan Rotor sudah berputar sedikit
Sebelumnya telah dibahas mengenai adanya arus stator yang mengakibatkan munculnya arus pada rotor karena hukum faraday. Masing-masing arus menghasilkan fluks yang mempengaruhi rotor. Bagaimana fluks tersebut mempengaruhi kecepatan putaran rotor akan dibahas pada paragraf ini. Arus stator akan menghasilkan fluks utama, sedangkan arus pada rotor menghasilkan fluks pada rotor. Masing-masing fluks ini akan mempengaruhi arah putaran rotor, hanya saja arah keduanya berlawanan. Sesuai hukum lorentz, apabila kita memiliki sebuah kabel yang dialiri arus dan terdapat fluks medan magnet disekitar kabel tersebut maka akan terjadi gaya pada kabel tersebut. Karena besarnya fluks pada stator dan rotor relatif sama maka gaya yang dihasilkan juga sama. Namun karena arah gaya yang berbeda mengakibatkan rotor tidak berputar akibat kedua gaya yang saling menghilangkan. Hal ini juga yang mengakibatkan motor induksi perlu diputar sedikit, agar salah satu gaya yang dihasilkan oleh fluks lebih besar daripada yang lainnya sehingga rotor dapat berputar.
Gambar 5-Saat rotor tidak berputar, total gaya akibat masing-masing fluks ialah 0
Gambar 5-Saat rotor tidak berputar, total gaya akibat masing-masing fluks ialah 0
Gambar 6-Saat rotor sudah berputar sedikit, total gaya akan memiliki perbedaan sehingga terjadi putaran
Gambar 6-Saat rotor sudah berputar sedikit, total gaya akan memiliki perbedaan sehingga terjadi putaran
Jenis-Jenis Motor Induksi Satu Fasa
Motor induksi satu fasa ini memiliki 4 jenis berdasarkan bagaimana motor ini diaktifkan sendiri (self-starting).
  • Motor Induksi Split-Phase
Motor Jenis ini menggunakan kapasitor di salah satu stator windingnya, dimana besarnya kapasitas dari kapasitor sebisa mungkin dibuat kecil. Misalkan kita memiliki sumber arus 2 fasa dan sumber ini disambungkan pada motor jenis ini, maka arus yang mengalir pada salah satu winding akan membesar dan mengalami pergeseran fase. Akibat 2 hal tersebut, motor akan dapat berputar karena perbedaan fluks dari masing-masing winding. Torsi yang dihasilkan umumnya dapat mencapai kecepatan maksimum dari motornya. Motor jenis ini sering dipakai pada beban 200W. Peletakan kapasitor sangat berpengaruh pada rangkaian ini karena dapat mengubah aras fluks yang dihasilkan dan sebagai akibatnya mengubah arah putaran rotor.
Gambar 7-Rangkaian Ekivalen Split-Phase (www.allaboutcircuits.com)
Gambar 7-Rangkaian Ekivalen Split-Phase (www.allaboutcircuits.com)
  • Motor Induksi Capasitor-Start
Motor jenis ini kurang lebih sama dengan motor induksi tipe split-phase. Perbedaannya ialah adanya switch yang dipasang antara salah satu stator winding dan kapasitor. Kondisi dari switch akan menjadi close saat motor mulai berputar dan menjadi open ketika motor mulai mencapai kecepatan yang diinginkan. Umumnya belitan pada winding yang diserikan dengan kapasitor dibuat lebih banyak untuk mencegah panas berlebihan pada winding tersebut. Motor jenis ini dipakai pada alat elektronik yang memakan daya tinggi seperti AC.
Gambar 8-Rangkaian Ekivalen Capacitor-Start (www.allaboutcircuits.com)
Gambar 8-Rangkaian Ekivalen Capacitor-Start (www.allaboutcircuits.com)
  • Motor Induksi Capacitor-Run
Perbedaan motor tipe ini dengan motor sebelumnya ialah adanya kapasitor yang besar yang di-paralel dengan switch dan kapasitor lainnya (yang kecil). Umumnya motor induksi tipe ini bekerja pada torsi yang lebih tinggi sama seperti motor sebelumnya, hanya saja arus yang mengaliri motor cukup kecil.
Gambar 9-Rangkaian Ekivalen Capacitor Run (www.allaboutcircuits.com)
Gambar 9-Rangkaian Ekivalen Capacitor Run (www.allaboutcircuits.com)
  • Motor Induksi Shaded Pole
Motor ini memiliki nama Shaded Pole karena 1/3 dari kutub pada stator ditutup dengan tembaga untuk menghasilkan perbedaan sudut fluks yang lebih besar. Akibat perbedaan ini, rotor pada motor dapat berputar dengan mudah. Kedua winding pada motor tipe ini tersambung paralel secara langsung (tanpa ada komponen lain), namun pada salah satu winding diberikan coil tap untuk mengatur kecepatan motor. Motor tipe ini memiliki torsi starting yang sangat rendah sehingga sering digunakan pada alat-alat elektronik disekitar kita, seperti kipas angin.
Gambar 10-Rangkaian Motor Induksi Shaded Pole (www.allaboutcircuits.com)
Gambar 10-Rangkaian Motor Induksi Shaded Pole (www.allaboutcircuits.com)
Mengapa Motor Induksi 1 Fasa Tidak Bisa Di–start Sendiri?
Seperti yang dijelaskan sedikit di atas, motor induksi 1 fasa tidak bisa di-start sendiri karena fluks yang dihasilkan dari arus pada stator dan pada rotor besarnya sama namun berlawanan arah, sehingga total fluks yang dialami oleh rotor adalah 0. Untuk mengatasi hal ini, motor dapat dirangkai mengikuti salah satu dari 4 rangkaian yang telah dijelaskan.